Meraih Hidayah Allaah

Bismillaahirrahmanirrahiim…

Pernah ada seseorang yang matanya ditutup, disuruh berjalan, akhirnya menangis. Mengapa? karena setiap langkahnya penuh dengan karaguan. Ia merasa setiap langkahnya selalu berisiko. Mungkin terpeleset, jatuh dari tangga, kepala terantuk atau tubuhnya membentur dinding.

Begitulah kira – kira, kalau kita tidak mendapatkan cahaya dalam hidup ini. Lalu bagaimana kalau hati kita tidak mendapatkan cahaya kebenaran?

Berada di lorong gua yang gelap memang sangat merepotkan. Setiap langkah tidak pernah tentram dan selalu di cekam kecemasan. Begitupun orang yang tidak mendapat tuntunan dari Allaah. Hidupnya akrab dengan kecemasan. Perasaan yang ada hanya takut. Takut tidak kebagian dunia, takut dengan manusia, takut mati dll. Persis seperti orang yang masuk ke dalam rimba belantara. Walaupun membawa bekal tapi tidak membawa peta. Bekalnya banyak tapi ia takut habis, akhirnya diapun panik.

Orang yang tidak mendapat hidayah dari Allaah, hidup di dunia ini terasa lelah,takut, tegang, waswas, cemas, gelisah dan bingung. Tidak sedikit orang kaya yang menderita dengan kekayaannya, kekayaan yang melimpah ruah justru semakin membuatnya sengsara, semakin kaya semakin banyak barang yang harus dijaganya. Sementara semakin mahal barang, bisa jadi semakin menyiksa. Takut hilang, biaya perawatan tinggi, mengundang minat pencuri, menimbulkan sifat ingin di puji orang lain dll.

Disisi lain, ada pula yang menyangka bahwa dengan kedudukan, penampilan, dan gelar maka seseorang akan memperoleh kemuliaan. Dia menganggap kemuliaan itu datang dari gelar. Akibatnya dia kasak kusuk kemari memburu kedudukan dan gelar. Kuliah tidak, Sekolah tidak, tiba – tiba bertitle Master, Ph.D, SH. mati – matian ikut BL (Body Language), tapi makin lama makin tua, tidak bisa tidak. Meskipun memakai masker mentimun, tomat dan semacamnya, tetap saja akan menjadi tua, kulit keriput dan mulai bersisik.

Lalu mengapa orang sampai mau membeli gelar, membohongi dirinya sendiri? padahal semua itu tidak ada artinya kalau dia tidak mendapat hidayah dan taufiq dari Allaah utnuk menjadi orang yang kenal dengan kepada agama. Setinggi apapun gelar atau kedudukannya, setiap manusia pasti akan mati. Pejabat tinggi sekalipun ujung ujungnya pasti pensiun lalu mati. yang jadi masalah adalah akhir pensiunnya, apakah namanya akan menjadi harum atau malah menjadi hina gara-gara kedudukannya?

Sinetron baru bagus, kalau para pemainnya membaca, mempelajari dan menghafal skenarionya dengan baik, kalau dia tidak pernah mempelajari skenario? Begitupun kita, keluarga pasti berantakan, di sekolah pasti berantakan, di kantor pasti berantakan, bernegara pun berantakan, kalau kita tidak mengenal skenario dari Allaah swt, dan skenario itu adalah Al Islam, tuntunan agama ini.

Orang yang jauh dari agama, jauh dari Al Qur`an, apapun yang diberikan Allaah kepadanya pasti hanya akan membuat dirinya hina. Harta, gelar, pangkat , jabatan, atau penampilan yang diberikan Allaah, kalau tidak di iringi dengan ketaatan kepada Allaah pasti akan menyiksa. Hidupnya hiruk pikuk, rebutan, sikut sana sikut sini. Tidak peduli aturan, tidak peduli etika.

Kalau kita mendapat hidayah dari Allaah, seperti berjalan di terang benderang. Mantap! Sekalipun barang-barang harganya naik, kita tidak akan takut, karena kita yakin bahwa Allaah maha Tahu apa yang kita butuhkan lebih dari pengetahuan kita sendiri. Laa Khaufun ‘alaihim wa laa hum yahzanuun”Tidak ada ketakutan pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. itulah orang yang mendapat hidayah dari Allaah. dia tidak pernah panik dengan dunia ini, Tapi dia akan merasa galau kalau tidak bisa menyempurnakan apa yang mampu ia lakukan.

Jika orang lain takut tidak punya uang, maka orang yang mendapat hidayah takut kalau tidak jujur, takut kalau tidak punya jujur, takut jika tidak punya syukur, takut bila tidak punya sabar. Orang bisa takut karena tidak memiliki gelar, padahal yang seharusnya ditakuti adalah ketidakmampuan mempertanggungjwabkan gelar tersebut. Orang takut tidak mempunyai penampilan bagus, justru seharusnya takut kalau penampilannya akan membawa fitnah (cobaan). Beda takutnya para pecinta dunia dengan orang yang mendapatkan hidayah dari Allaah swt.

Dalam Al Qur`an surah Asy Syams ayat 8, Allaah swt berfirman, ” Dan Allaah telah mengilhamkan pada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”Dengan kata lain, setiap orang sebetulnya sudah diberi fasilitas oleh Allaah. Dia mau baik atau buruk tergantung pada kesungguhan dan ketaatannya dalam mengikuti petunjuk Allaah swt.

Lebih lanjut, Dalam Al Qur`an surah Al Imran ayat 73, Allaah swt berfirman , ” “Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu, Katakanlah petunjuk yang seharusnya di ikuti adalah petunjuk Allaah”.

Dari ayat di atas tersirat bahwa kita harus senantiasa mengikuti petunjuk yang Allaah gariskan, yakni bersungguh sungguh mencari hidayah Allaah, sebab hanya dengan begitu seseorang akan memperoleh kebaikan. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullaah saw. ” Apabila Allaah menginginkan kebaikan pada seseorang, maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. (HR. Bukhari)

Buya Hamka, semoga Allaah memuliakan dan merahmati beliau, pernah menyatakan bahwa hidayah itu seperti pesawat terbang. Kalau landasannya sederhana, yang mendarat adalah helikopter, Jika landasannya agak bagus, maka bisa di darati pesawat jenis capung, jika lebih baik  lagi mungkin bisa twin otter,  lebih mantap lagi oleh cassa, lebih bagus lagi mungkin jumbo jet. Allaah telah menyiapkan segalanya untuk kita. Tiap – tiap sesuatu sepadan dengan ketahanan kita. Pertanyaannya adalah kita bersungguh sungguh merindukan hidayah itu atau tidak?

Sebagai contoh, Cat Steven seorang penyanyi ternama yang sangat merindukan siapa Tuhan. Dia menjelajah ke sana sini dan mencari terus. Sampai kakaknya memberinya The Holly Qur`an, kitab Al Qur`an. Dia baca dan dia pelajari Al Qur`an sungguh sungguh, hingga akhirnya ia tertarik lalu masuk islam. Begitulah setiap orang yang bersungguh-sungguh mencari hidayah Allaah, pasti akan memberikan jalan. Sebagaimana firman Allaah : ” Dan orang – orang yang berjihad (mencari keridloan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allaah bersama orang – orang yang berbuat ihsan (kebaikan). (Al ‘ankabuut : 69). Oleh karena itu, yang menjadi masalahnya bukan hidayahnya, tetapi apakah kita telah bersungguh sungguh dalam mencarinya.

Akhirnya di samping tetap istiqomah dalam meraih hidayah Allaah, kita pun harus terus memanjatkan do’a : ” Yaa Muqallibal Quluub Tsabbit Qolbii  ‘alaa diinika wa’alaa to_’atika. Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubana ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rohmatan innaka antal Wahhaab” Wahai Allah yang membolak balikkan hati, Teguhkan hatiku di atas agamaMU dan Ketaatan kepadaMU.., Yaa Rabb jangan Engkau palingkan hati kami, sesudah Engkau memberi kami petunjuk, dan karuniakan untuk kami di sisiMU kasih sayang. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.

Semoga Allaah yang membolak balikkan hati, menetapkan hati kita pada diinul islam. Semoga hati kita tidak di palingkan, tidak di cabut nikmat iman ini, setelah kita memperoleh hidayah Allaah.

Langkah paling awal untuk meraih hidayah ini adalah dengan terus mencari ilmu sekuatnya. Tiada hari tanpa mencari ilmu, Tiada hari kecuali bertambah amal dan tiada hari kecuali menambah bersih hati kita. Makin banyak ilmu kita, makin produktif dalam beramal, dan makin bening hati kita. Mudah mudahan dengan ilmu yang diamalkan dan keikhlasan dalam beramal , maka akan menjaga kita dari dicabutnya nikmat Allaah yang termahal, yakni Hidayah. Aamiin…. ^_^

Wallahu a’lam….

Semoga Bermanfaat untuk diri saya sendiri dan pembaca yaang budiman. 🙂

Tinggalkan komentar